Minggu, 04 Juli 2010

Puasa untuk kesehatan

Puasa Mengancam Kesehatan

Oleh : dr. Tri Rejeki Herdiana

Bapak Rudi memiliki penyakit maag kronis sedangkan Ibu Suryani memiliki penyakit Diabetes Melitus, pertanyaan mereka sama, ‘Jika kami berpuasa, berbahayakah bagi kesehatan kami?’

Berpuasa akan melatih seseorang bagaimana cara untuk mengendalikan diri baik dari makanan, minuman, emosi, ataupun nafsu lainnya. Melalui puasa, seseorang akan belajar untuk membentuk disiplin dan pola hidup lebih sehat dalam diet mereka sehari-hari. Hal inipun sudah tercantum di dalam ayat Al-Qur’an ‘…Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kami mengetahui. (QS Al-Baqarah [2]:184’.

Puasa bagi kaum Muslim merupakan suatu kewajiban yang dijalankan selama 1 bulan di bulan Ramadhan. Namun belum banyak yang mengetahui bahwa ternyata puasa tersebut dapat memiliki efek yang baik bagi kesehatan. Puasa akan mengajarkan seseorang untuk mengendalikan berat badan, mengistirahatkan saluran pencernaan, mengendalikan kolesterol dan kadar gula darah. Puasa sendiri merupakan salah satu wahana untuk melatih pengendalian emosi yang berujung pada efek mengurangi stres. Stres seperti yang kita ketahui dapat mencetuskan berbagai gangguan kesehatan.

Puasa bagi mereka dengan penyakit kronis seperti asma, hipertensi, diabetes, maag, dll memang memerlukan tips dan trik tersendiri disertai beberapa persyaratan agar puasa dapat berjalan lancar. Sedangkan bagi mereka yang memang sakit dan tidak kuat berpuasa maka diijinkan bagi mereka untuk tidak berpuasa.

Bagi mereka yang memiliki kesehatan sempurna, memiliki keluhan ringan, atau memiliki penyakit kronis namun terkendali, berpuasa justru dapat meningkatkan kualitas kesehatan mereka. Bagaimana mungkin? Hal tersebut akan kita bahas satu per satu di bawah ini.

Puasa dan Penyakit Jantung (Tekanan Darah Tinggi dan Kolesterol)
Efek berpuasa bagi mereka yang sehat ataupun bagi mereka dengan kelainan jantung sudah terbukti menguntungkan secara empiris atau berdasarkan penelitian. Keuntungan ini didapatkan melalui pengendalian berbagai faktor risiko utama dari penyakit jantung seperti tekanan darah tinggi, merokok, dan hiperkolesterolemia (kadar kolesterol tinggi).

Dengan berpuasa selama 12-13 jam di bulan Ramadhan, kadar natrium tubuh akan menurun dan tentunya akan menurunkan tekanan darah seseorang. Hal ini sangat baik bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi. Pengontrolan hipertensi melalui diet makanan, pengaturan berat badan, olahraga, pengendalian alkohol dan merokok, serta mengurangi stress atau emosi memang dapat dilakukan di bulan suci ini.

Berpuasa secara otomatis memiliki efek menurunkan berat badan, mengurangi pajanan rokok serta makanan sehari-hari. Minuman beralkohol sendiri sudah dilarang bagi kaum Muslim. Selain itu, Ramadhan akan memacu orang meningkatkan ibadah mereka (seperti sholat, dll) dimana ibadah tersebut dapat berarti peningkatan aktivitas fisik atau olahraga.

Selanjutnya, berpuasa dapat membuat seseorang lebih dapat mengendalikan emosi, menurunkan stress, dan lebih bahagia karena di bulan ini pengendalian emosi diwajibkan dan ibadah mereka dinilai berkali-kali lipat. Berdasarkan penelitian, kolesterol sendiri dapat dikendalikan melalui puasa yang berefek menurunkan kadar LDL dan meningkatkan kadar HDL yang memiliki peran sebagai pelindung jantung.

Puasa dan Obesitas
Dengan menurunkan frekuensi makan 2 kali sehari, makan dalam jumlah seimbang dan tidak makan berlebihan di kala sahur dan berbuka, maka cadangan gula dan lemak dapat terbakar untuk sumber tenaga bagi aktivitas sehari-hari. Secara otomatis, pembakaran timbunan lemak di dalam tubuh akan menurunkan berat badan yang kita miliki. Di kala berpuasa, tingkat metabolisme seseorang bergerak lebih lambat namun kondisi ini justru akan menyebabkan pembakaran lemak lebih efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar